[Random Post] Menulis Catatan Review



Hai! Sudah lumayan lama Hani nggak posting random yang masih berkaitan dengan buku. Kali ini, Hani mau nge-random tentang menulis catatan review.

Ada banyak cara menulis catatan review buku, terutama jika dipublikasikan online seperti diposting di blog, akun Goodreads, notes Facebook, dan lain-lain. Ada yang bisa langsung spontan ditulis di media online yang bersangkutan. Ada yang suka nulis poin-poin dulu di media sosial, atau ditulis poin-poin atau catatan quote dalam bentuk status atau tweet, baru nanti dirangkai jadi review utuh. Macam-macam deh, pokoknya. Nah, Hani mau share tipe nulis catatan review Hani itu seperti apa.

Awalnya, Hani suka tulis poin-poin atau reaksi spontan setelah baca buku di Goodreads (sekaligus memberi bintang). Tapi Hani seringkali menemukan kendala, yaitu: tergantung pada koneksi internet, listrik, dan kondisi gadget. Koneksi internet yang kadang kacrut, listrik yang suka berkelap-kelip, dan kondisi gadget lowbatt atau memori penuh suka bikin mati gaya. Karena itulah Hani jadi beralih ke cara tradisional, yaitu ditulis di buku catatan sebelum ditulis review utuhnya dan di-publish ketika koneksi internet lancar.

Writer's Notebook oleh Ralph Fletcher 

Sebetulnya kebiasaan mencatat dan corat-coret ini sudah ada sejak Hani esema, ketika pertama kali bikin blog pribadi. Kebiasaan ini terinspirasi dari buku Writer’s Notebook oleh Ralph Fletcher. Buku ini sudah lama terbitnya, tahun 2005, tipis, tapi isinya simpel dan sangat bermanfaat. Jadi Writer’s Notebook ini berisi saran-saran menulis dan pentingnya punya catatan. Mencatatnya bisa di mana saja asal bisa ditengok ulang, seperti di kertas, buku catatan, memo gadget, atau ditulis jadi status di media sosial. Bentuk catatannya bisa berupa quote bacaan, poin-poin review, kesan setelah membaca, dan lain-lain kalau tujuannya untuk me-review. Tapi Writer’s Notebook ini lebih luas cakupannya. Catatan tulisan bisa berupa apa saja, termasuk potongan percakapan lucu, komentar-komentar pribadi akan segala hal, kata-kata iklan yang menarik, dan apa pun yang terpikirkan oleh kita.

Apa sih tujuannya menulis catatan review? Untuk beberapa orang mungkin hal ini nggak dibutuhkan, tapi untuk Hani catatan review ini dibuat terutama untuk reminder. Kadang kalau mood baca lagi tinggi-tingginya, pengennya bacaaa terus. Pas mau me-review jadi lupa karena ingatan udah ketumpuk sama bacaan lain. Mau nggak mau ya baca ulang deh. Jadi segera setelah selesai baca, Hani menyempatkan diri untuk menulis apa pun yang terpikirkan berkaitan dengan buku yang telah dibaca. Bisa quote, bisa kesan baca, atau review utuhnya sekaligus kalau sempat. Keuntungannya nulis di buku catatan pribadi adalah bisa bebas, semau gue, tanpa sensor, dan nggak ada yang lihat. Hehehe…

kyaa.. catatannya berantakan >.< 

Ada kelemahan juga mencatat di buku catatan ini untuk yang perfeksionis, misalnya: kalau ada tulisan keliru mau dihapus jadi repot, dan kalau ada yang mau di-edit dan pindah-pindah kalimat repot juga karena ngga bisa cut-paste. Tapi bagi Hani sih, nggak masalah soalnya Hani bukan perfeksionis. Kalau mau menyisipkan kata atau kalimat bisa di’sempil’kan di sela-sela atau ruang kertas yang kosong. Kalau tidak cukup, bisa dijadikan catatan kaki. Atau kalau memang sedang niat, ditulis ulang. Nanti catatannya jadi nggak rapi, berantakan, dan penuh coretan, dong? Kalau Hani sih cuek aja ya. Siapa juga yang mau baca? Paling-paling juga Hani sendiri. Hehehee…

Kok repot amat, sih? Karena jalan pikiran kita yang ditulis itu semuanya adalah ide. Di buku Writer’s Notebook juga tidak disarankan untuk menghapus tulisan kalau sekiranya ada yang keliru. Dicoret saja segaris seperti ini, jangan sampai tulisan itu jadi nggak kelihatan dan tetap bisa dibaca. Siapa tahu kalimat yang ditulis bermanfaat dan bisa digunakan untuk tulisan yang lain.

Kerepotan itu semuanya adalah demi ide. Bayangkan kalau tahu-tahu muncul ide atau kalimat yang asyik dan oke punya, tapi karena dibiarkan akhirnya jadi lupa dan kalau mau mengingat-ingat lagi jadi susah. Ide emang suka ngeselin #salahkanide #lhoh. Di Writer’s Notebook disarankan untuk membawa alat catat ke mana-mana biar si ide ini nggak ke mana-mana. Jadi kalau pas ide muncul bisa langsung ditangkap ditulis. Beruntung sekarang ada handphone dan gadget yang bisa dibawa ke mana pun, jadi manfaatkanlah sebaik-baiknya. Kalau Hani sih masih tetap setia sama buku catatan, soalnya handphone/gadget yang Hani punya seringkali nggak bisa diandalkan (>.<).

Setelah dicatat, trus apa? Tulis ulang yang bagus, lalu publikasikan! Sayang kalau tulisan bagus nggak dipublish, nggak ada yang tahu kalau kita bisa nulis bagus, kan? Kalau Hani, catatan review ini lalu ditulis ulang di Ms. Word sebelum diposting di blog Sudut Buku Hani sehingga bisa di-edit, cut-paste, atau di sensor (baca: ganti kata atau kalimat yang lebih enak) supaya hemat kuota. Jadi langsung di-copas ke blog kalau udah oke di Ms.Word. Trus, jadi deh review yang cantik dan menggemaskan #apadeh.

pulpen diselipkan di ring 

Lalu, kalau mau mencatat di buku catatan, bentuk buku seperti apa yang nyaman dipakai? Ini tergantung masing-masing pribadi sih, tapi Hani punya preferensi:
  • Ukurannya cukup kecil, jadi mudah dibawa-bawa. 
  • Hardcover, jadi tulisan nggak mencong-mencong kalau nulis di landasan yang empuk atau nggak stabil (misalnya di kasur, bantal, sofa, paha, dll.) 
  • Jilid ring, supaya bisa ditekuk-tekuk tanpa khawatir jilidan rusak. Ring yang cukup besar bisa dipakai untuk menyelipkan pulpen, jadi praktis. 
buku catatan review dan blogging Hani (Notebook BBI) 

Khusus untuk review dan postingan di blog buku, Hani pakai Notebook BBI. Soalnya Notebook BBI ini udah ideal menurut kriteria Hani. Tapi kalau tertarik beli harus nunggu Open PO ya. Cek web BBI kalau ada pengumumannya #promosimodeon #nyamarjadisalesBBI.

Nah, itulah pentingnya catatan review buat Hani. Apakah ada yang punya pengalaman yang sama? Atau ada yang berpendapat kalau catatan review itu nggak penting? Semua boleh punya pendapat, tergantung style review dan kenyamanan masing-masing pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar