[Book Review] Remembrance of Earth's Past #2: The Dark Forest by Liu Cixin

The Dark Forest The Dark Forest by Liu Cixin (Remembrance of Earth's Past #2)
Translator: Joel Martinsen
Published: 2008
E-book, English edition, 512 pages
My rating: 5 of 5 stars
★★★★★

Blurb:

Earth is reeling from the revelation of a coming alien invasion — four centuries in the future. The aliens' human collaborators have been defeated but the presence of the sophons, the subatomic particles that allow Trisolaris instant access to all human information, means that Earth's defense plans are exposed to the enemy. Only the human mind remains a secret. 

This is the motivation for the Wallfacer Project, a daring plan that grants four men enormous resources to design secret strategies hidden through deceit and misdirection from Earth and Trisolaris alike. Three of the Wallfacers are influential statesmen and scientists but the fourth is a total unknown. Luo Ji, an unambitious Chinese astronomer and sociologist, is baffled by his new status. All he knows is that he's the one Wallfacer that Trisolaris wants dead.

Ulasan:

Oh, wow... MINDBLOWING. Aku sendiri heran kok berhenti baca di tengah cukup lama sebelum aku bisa menyelesaikannya. Tapi setelah aku mencapai bagian tengahnya dengan susah payah, semangat baca untuk menyelesaikan bacaan ini langsung menyala-nyala.

Memang bahasa teknisnya sangat kompleks (ini memang sejenis hard scifi), sehingga perlu waktu cukup lama untuk memahaminya. Selain itu, deskripsi kejadiannya sangat panjang, jadi sering kali membuatku mengantuk, tidak sabar, dan atau kehilangan minat untuk melanjutkan. Tapi rasa penasaran mengalahkan itu semua.


Luo Ji"I’m madly in love with a fictional person from a novel of my own creation. I’ve been with her, I’ve traveled with her, and I’ve even broken up with my real-life girlfriend over her. Is that nothing serious to you?"
Da Shi: "It’s because someone who’s perfect in your mind isn’t necessarily perfect in the minds of others."

Edit 2019/08/04:
Mencari inspirasi untuk bikin review buat buku ketiganya, kubaca lagi review buku-buku sebelumnya. Setelah kubaca lagi, review ini banyak mengandung spoiler, jadi semuanya kusembunyikan. Sorry...


Antara kesal dan takjub. Kesal karena ternyata idenya sangat sederhana. Tapi juga takjub, kok ya bisa kepikiran sampai situ. Kemudian diceritakan juga beberapa kejadian sulit dan dilematis ketika harus memutuskan siapa yang harus berkorban agar yang lain tetap hidup, dan hal ini bikin sedih. Pada akhirnya, ternyata semua rencana Wallfacer dijalankan, karena keadaan sangat mendesak, serta digunakan untuk mengancam dan negosiasi.

Jadi Wallfacer sama sekali nggak gampang. Tiba-tiba dipilih oleh pemerintah untuk menjalankan misi mustahil. Kalau gagal dapat malu, nggak dipercaya, dan dibuang. Memang, Wallfacer diberi semua sumber daya untuk menjalankan rencananya, tapi resikonya sangat besar. Wallfacer diberi tugas untuk memberikan harapan ke umat manusia. Tapi orang lain sepertinya nggak sadar kalau Wallfacer itu juga cuma manusia. Ada banyak hikmah yang bisa diambil dari cerita ini, di antaranya, kalau kita menaruh harapan pada seseorang, dan walaupun orang itu sudah berusaha tapi hasilnya membuat kecewa, ingatlah kalau ia juga adalah manusia biasa.

Masih ada satu buku lagi lanjutan kisah ini, tapi nanti dulu bacanya. Otakku panas memproses semua informasi ini. Tapi jelas akan kubaca, suatu saat nanti. Hehehee...


“The universe is a dark forest. Every civilization is an armed hunter stalking through the trees like a ghost, gently pushing aside branches that block the path and trying to tread without sound..."  -- Luo Ji

View all my reviews

About the author

Liu Cixin

Goodreads Author


Born
Beijing, China 
Genre

Member Since
May 2012

URL


Science Fiction fan and writer.

Liu Cixin also appears as Cixin Liu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar